sumber: http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2006/07/24/PT/mbm.20060724.PT121190.id.html
arsip 24 Juli 2006
Artis Ine Febriyanti, 30 tahun, mengaku puas bukan main setelah
menari bersama penulis novel Djenar Mahesa Ayu di Goethe Haus, Jakarta,
pekan lalu. Mereka menginterpretasikan puisi Hidup ke dalam karya tari.
Puisi ini ada dalam kumpulan puisi Kentut karya Slamet Widodo, yang
diluncurkan saat itu.
Pentas tari itu merupakan kemunculan pertama Ine setelah vakum
dua tahun sejak melahirkan putri sulungnya, Fa Aisha Nurra Datau.
Biarpun lama tak main, Ine justru paling antusias. "Karena sudah lama
mengendap, malah jadi kayak kopi kental," ujarnya tergelak.
Enam kali latihan diikuti-nya dengan semangat. Puncaknya, ya,
ketika pementasan berlangsung itu. Selama tujuh menit, seluruh energi
gerak Ine terkuras. Ia enteng saja meliukkan tubuhnya yang melar
hingga berputar 360 derajat. "Rasanya orgasme banget," Ine mengibaratkan.
Hanya satu yang agak disesalinya. Meski kepingin, ia maklum
suaminya, Yudi Datau, tak bisa menonton karena harus menjaga dua
anaknya, Fa Aisha dan Al Jaan Abdullah Datau. Si kecil baru berumur
sembilan bulan. "Dia selalu nggak tega kalau melihat saya," ucapnya.
Nggak tega mencubit maksudnya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar