Senin, 19 September 2011

Ine Febriyanti Sutradarai Film Pendek


Aktris dan pemain teater, Ine Febriyanti menjadi sutradara film pendek berjudul Tuhan pada pukul 10 malam. Mengambil lokasi di Yogyakarta, perempuan kelahiran Semarang, 18 Februari 1976 ini syuting  mulai 6-12 maret lalu. Ibu dari Fa Aisha Nurra Datau (6), Zyen Abdullah Datau (4,5), dan Amanina Datau (2), memilih lokasi syuting di Kotagede, Benteng Vredeburg, dan Sleman yang begitu memikat hatinya. 

Tuhan pada jam 10 malam adalah sebuah perjalanan tentang perlawanan seseorang terhadap sisi lain dalam dirinya. Ine bercerita ketika seseorang memiliki kebajikan, maka ia berkecenderungan memiliki potensi keburukan yang seimbang dengan kebajikannya.

"Ketika moral dan naluri bertemu. Sesuatu itu selalu muncul dalam setiap diri. Tarik menarik yang sama kuatnya," katanya.

Dalam fim ini, dia mengangkat  tokoh Marwansangkumbang, seorang guru moral yang diteladani murid dan warga di sekitar ia berada. Kesantunan dan keteladanannya ternyata membuat tarikan dalam dirinya, berupa kemasgulan dan kebengisan.

"Marwan dan Ego bertarung. Moral dan naluri bertemu. Bertarung saling menantang dan bertahan. Meskipun benar, ternyata, kebenaran sendiri tidak selalu pasti dalam memenangkan pertarungan," katanya.

Diproduseri oleh sang suami, Yudi Datau, film pendek ini melibatkan art director Kekev Marlove yang mendapat piala FFI 2009. Ine sama sekali tak menampilkan peran tokoh terkenal.

"Pemain ada yang masih baru sama sekali, sebagian pemain teater, ada yang sudah beberapa kali main film independen. Jadi tidak ada yang pemain terkenal," katanya. 

Dalam mewujudkan cerita ini ke dalam sebuah film pendek, saya ingin melibatkan seluruh komponen pendukung film ini sebagai kesatuan orkestra yang harmonis. Setiap komponen berhak memiliki ruang ekspresinya, sejauh tetap dalam batasan harmonisasi.

Warna, karakter penokohan, dan setting adalah bagian terpenting dalam film ini, yang juga saya percayakan seutuhnya pada ruang gerak penata kamera maupun cahaya, penata artistic, bahkan bagi para aktor untuk memunculkan kemungkinan kemungkinan eksplorasinya untuk menyampaikan pesan dalam cerita ini.

Film Tuhan pada jam 10 malam bercerita tentang Marwansangkumbang, seorang guru moral yang diteladani murid dan warga di sekitar ia berada. Kesantunan dan keteladanannya ternyata membuat tarikan dalam dirinya, berupa kemasgulan dan kebengisan. Marwan dan Ego bertarung. Moral dan naluri bertemu. Bertarung saling menantang dan bertahan. Meskipun benar, ternyata, kebenaran sendiri tidak selalu pasti dalam memenangkan pertarungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar