sumber: http://www.tempointeraktif.com/hg/profil/2010/03/12/brk,20100312-232045,id.html
arsip 12 Maret 2010

Ine
sempat beberapa kali bongkar-pasang pemain. "Yang ini bikin saya
pusing," tuturnya. Ia menjelaskan, beberapa pemainnya beralasan
mengundurkan diri, karena tak siap dengan tokoh yang diperankan, karena
dianggap terlalu sakit atau vulgar. "Padahal saya cocok dengan
karakternya."
Setelah mengubek-ubek Kota Gudeg,
disepakati bahwa tokoh sentral di filmnya berasal dari Kota Solo. "Saya
terbang Jakarta-Solo. Hanya dua hari saya temukan dan menjajal
aktingnya, langsung sreg," kata Ine, yang sengaja tidak mencari figur
terkenal. "Kalau pemainnya belum jadi, justru menjadi tantangan bagi
saya sebagai sutradara baru. Artis yang sudah jadi kurang menantang,"
tuturnya.
Ibu tiga anak ini menuturkan, film
cerita pendeknya mengangkat sebuah perjalanan tentang perlawanan
seseorang terhadap sisi lain dalam dirinya. "Ketika moral dan naluri
bertemu. Sesuatu itu selalu muncul dalam setiap diri. Tarik-menarik sama
kuat," ucapnya. Rencananya, film pendek ini dikompilasikan dengan tiga
sutradara lain, seperti Aria Kusumadewa, Leony Fitri, dan Icang. "Empat
film ini akan diputar di kampus-kampus di seluruh Indonesia," tuturnya. |
BERNADA RURIT (YOGYAKARTA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar